Pembentukan satu negara kesatuan
dalam dimensi struktur otoritas politik Sriwijaya, dapat dilacak dari beberapa
prasasti yang mengandung informasi penting tentang kadātuan, vanua,
samaryyāda, mandala dan bhūmi.
Kadātuan dapat bermakna kawasan dātu, (tnah rumah)
tempat tinggal bini hāji,
tempat disimpan mas dan hasil
cukai (drawy)
sebagai kawasan yang mesti dijaga. Kadātuan ini dikelilingi oleh vanua, yang dapat dianggap sebagai
kawasan kota dari Sriwijaya yang didalamnya terdapat vihara
untuk tempat beribadah bagi masyarakatnya. Kadātuan dan vanua
ini merupakan satu kawasan inti bagi Sriwijaya itu sendiri. Menurut Casparis, samaryyāda merupakan kawasan yang berbatasan dengan vanua, yang terhubung dengan jalan
khusus (samaryyāda-patha) yang
dapat bermaksud kawasan pedalaman. Sedangkan mandala
merupakan suatu kawasan otonom dari bhūmi
yang berada dalam pengaruh kekuasaan kadātuan
Sriwijaya.
Penguasa Sriwijaya disebut dengan Dapunta Hyang atau Maharaja, dan dalam lingkaran raja
terdapat secara berurutan yuvarāja
(putra mahkota), pratiyuvarāja
(putra mahkota kedua) dan rājakumāra
(pewaris berikutnya).[48] Prasasti Telaga Batu banyak menyebutkan berbagai jabatan
dalam struktur pemerintahan kerajaan pada masa Sriwijaya. Menurut Prasasti
Telaga Batu, selain diceritakan kutukan raja Sriwijaya kepada siapa saja yang
menentang raja, diceritakan pula bermacam-macam jabatan dan pekerjaan yang ada
di zaman Sriwijaya. Adapun, jabatan dan pekerjaan yang
diceritakan tersebut adalah raja putra
(putra raja yang keempat), bhupati
(bupati), senopati
(komandan pasukan), dan dandanayaka
(hakim). Kemudian terdapat juga Tuha an watak wuruh (pengawas kelompok pekerja), Adyaksi nijawarna/wasikarana (pembuat
pisau), kayastha
(juru tulis), sthapaka
(pemahat), puwaham (nakhoda kapal), waniyaga, pratisra,
marsi haji, dan hulu haji (peniaga, pemimpin, tukang cuci, budak raja.
Raja yang
memerintah
Para Maharaja Sriwijaya
Tahun
|
Nama
Raja
|
Ibukota
|
Prasasti,
catatan pengiriman utusan ke Tiongkok serta peristiwa
|
671
|
Shih-li-fo-shih
|
Catatan perjalanan I Tsing pada
tahun 671-685, Penaklukan Malayu, penaklukan Jawa
Prasasti
Kedukan Bukit (683), Talang Tuo (684), Kota Kapur (686), Karang Brahi dan Palas Pasemah
|
|
702
|
Shih-li-t-'o-pa-mo
|
Sriwijaya
Shih-li-fo-shih
|
Utusan ke Tiongkok 702-716, 724
Utusan
ke Khalifah Muawiyah I dan Khalifah Umar bin Abdul Aziz
|
728
|
Lieou-t'eng-wei-kong
|
Sriwijaya
Shih-li-fo-shih
|
Utusan ke Tiongkok 728-742
|
743-774
|
Belum ada berita pada periode ini
|
||
775
|
Sriwijaya
|
Prasasti Ligor B tahun 775 di Nakhon Si Thammarat, selatan Thailand dan menaklukkan Kamboja
|
|
Pindah ke Jawa (Jawa Tengah atau Yogyakarta)
|
Wangsa Sailendra mengantikan Wangsa
Sanjaya
|
||
778
|
Prasasti
Kelurak 782 di
sebelah utara kompleks Candi
Prambanan
Prasasti
Kalasan tahun
778 di Candi
Kalasan
|
||
782
|
Samaragrawira atau
Rakai Warak |
Jawa
|
Prasasti Nalanda dan prasasti Mantyasih tahun 907
|
792
|
Samaratungga atau
Rakai Garung |
Jawa
|
Prasasti Karang
Tengah tahun
824,
825
menyelesaikan pembangunan candi Borobudur
|
840
|
Kebangkitan Wangsa Sanjaya, Rakai Pikatan
|
||
856
|
Suwarnadwipa
|
Kehilangan kekuasaan di Jawa, dan
kembali ke Suwarnadwipa
Prasasti
Nalanda tahun
860, India
|
|
861-959
|
Belum ada berita pada periode ini
|
||
960
|
Se-li-hou-ta-hia-li-tan
|
Sriwijaya
San-fo-ts'i
|
Utusan ke Tiongkok 960, & 962
|
980
|
Utusan ke Tiongkok 980 & 983:
dengan raja, Hie-tche (Haji)
|
||
988
|
Se-li-chu-la-wu-ni-fu-ma-tian-hwa
|
Sriwijaya
Malayagiri
(Suwarnadwipa) San-fo-ts'i
|
990 Jawa menyerang Sriwijaya,
Catatan Atiśa,
Utusan
ke Tiongkok 988-992-1003,
pembangunan candi untuk kaisar Cina yang diberi nama cheng tien wan shou |
1008
|
Se-li-ma-la-pi
|
San-fo-ts'i
Kataha
|
Prasasti
Leiden &
utusan ke Tiongkok 1008
|
1017
|
Utusan San-fo-ts'i ke Tiongkok
1017: dengan raja, Ha-ch'i-su-wa-ch'a-p'u
(Haji Sumatrabhumi (?)); gelar haji biasanya untuk raja bawahan |
||
1025
|
Sriwijaya
Kadaram
|
Diserang oleh Rajendra Chola I dan menjadi tawanan
Prasasti
Tanjore
bertarikh 1030 pada candi Rajaraja, Tanjore, India
|
|
1030
|
Dibawah Dinasti
Chola dari Koromandel
|
||
1079
|
Utusan San-fo-ts'i dengan raja Kulothunga Chola I (Ti-hua-ka-lo) ke Tiongkok 1079 membantu memperbaiki candi Tien
Ching di Kuang Cho (dekat Kanton)
|
||
1082
|
Utusan San-fo-ts'i dari Kien-pi (Jambi) ke Tiongkok 1082 dan 1088
|
||
1089-1177
|
Belum ada berita
|
||
1178
|
Laporan Chou-Ju-Kua dalam buku Chu-fan-chi
berisi daftar koloni San-fo-ts'i
|
||
1183
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar